Mereka yang telah bercerai atau menjanda menikah pada usia rata-rata 21 tahun. Mereka telah menikah rata-rata selama 25 tahun dan telah bercerai, berpisah atau menjanda selama 9.5 tahun.
Para peneliti selanjutnya memeriksa kesehatan mereka dengan melihat penyakit kronis yang diderita seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit paru-paru, kanker atau stroke dan tingkat kemampuan gerak mereka. Gejala-gejala depresi mereka juga diperiksa dan mereka juga diminta menilai kesehatan mereka dengan menggunakan skala benar-benar sehat, sangat bagus, bagus, sedang-sedang atau buruk.
Studi menemukan, mereka yang menikah kembali dan mereka yang pernah menikah mengalami kondisi kesehatan yang secara signifikan jauh lebih buruk dibandingkan mereka yang terus menikah. Hal ini ditemukan dari segala aspek yang diteliti. Sedang mereka yang belum pernah menikah berisiko 12% lebih besar mengalami gangguan mobilitas dan berisiko 13%
lebih besar menderita gejala-gejala depresi dibandingkan mereka yang memiliki pasangan.
Menurut profesor Linda Waite, co-authored studi, kehilangan pasangan atau perceraian bisa menimbulkan stres yang bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun hingga menimbulkan kerusakan pada sistem peredaran darah."Stres mempengaruhi sistem imun anda dan memicu peradangan. Dan peradangan merupakan salah satu jalur penyebab penyakit kardiovaskular dan jenis kanker tertentu," tutur Waite, seperti dikutip situs dailymail.
Selain itu, terang dia, faktor lain seperti kurangnya perhatian Anda terhadap diri sendiri, tidak makan sehat, tidak berolahraga, gangguan tidur, kehidupan sosial yang teganggu akibat perceraian, juga turut menjadi faktor penyebab buruknya kesehatan.
Bagaimana dengan menikah kembali? Anda, menurut Waite, bergerak dari kondisi dimana anda telah mengalami kerusakan ke tahapan kembali memperbaiki diri. Akan tetapi, kerusakan itu masih tetap ada.
Tapi, terang dia, perceraian dan menjanda atau kehilangan pasangan akibat meninggal hanyalah faktor risiko penyabab penyakit. Meskpiun anda bercerai atau kehilangan pasangan akibat meninggal, anda bisa meminimalkan kerusakan dengan merawat diri.
Para peneliti selanjutnya memeriksa kesehatan mereka dengan melihat penyakit kronis yang diderita seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit paru-paru, kanker atau stroke dan tingkat kemampuan gerak mereka. Gejala-gejala depresi mereka juga diperiksa dan mereka juga diminta menilai kesehatan mereka dengan menggunakan skala benar-benar sehat, sangat bagus, bagus, sedang-sedang atau buruk.
Studi menemukan, mereka yang menikah kembali dan mereka yang pernah menikah mengalami kondisi kesehatan yang secara signifikan jauh lebih buruk dibandingkan mereka yang terus menikah. Hal ini ditemukan dari segala aspek yang diteliti. Sedang mereka yang belum pernah menikah berisiko 12% lebih besar mengalami gangguan mobilitas dan berisiko 13%
lebih besar menderita gejala-gejala depresi dibandingkan mereka yang memiliki pasangan.
Menurut profesor Linda Waite, co-authored studi, kehilangan pasangan atau perceraian bisa menimbulkan stres yang bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun hingga menimbulkan kerusakan pada sistem peredaran darah."Stres mempengaruhi sistem imun anda dan memicu peradangan. Dan peradangan merupakan salah satu jalur penyebab penyakit kardiovaskular dan jenis kanker tertentu," tutur Waite, seperti dikutip situs dailymail.
Selain itu, terang dia, faktor lain seperti kurangnya perhatian Anda terhadap diri sendiri, tidak makan sehat, tidak berolahraga, gangguan tidur, kehidupan sosial yang teganggu akibat perceraian, juga turut menjadi faktor penyebab buruknya kesehatan.
Bagaimana dengan menikah kembali? Anda, menurut Waite, bergerak dari kondisi dimana anda telah mengalami kerusakan ke tahapan kembali memperbaiki diri. Akan tetapi, kerusakan itu masih tetap ada.
Tapi, terang dia, perceraian dan menjanda atau kehilangan pasangan akibat meninggal hanyalah faktor risiko penyabab penyakit. Meskpiun anda bercerai atau kehilangan pasangan akibat meninggal, anda bisa meminimalkan kerusakan dengan merawat diri.
0 komentar:
Posting Komentar